Minggu, 06 Maret 2011

pertanyaan yang mengubah hidupku

dahulu saat sedang berdiskusi dengan seorang teman yang suka mengeluarkan pertanyaan yang cukup mengelitik, pertanyaan demi pertanyaan pun di lontarkan. kemudian pertanyaan sampai di suatu titik dimana aku tidak bisa menjawabnya...
"apa yang akan kamu lakukan bila menjadi saya"
pertanyaan itu pun lambat laun membuat saya memikirkannya dan menjadi beban mental...
dari sebuah pertanyaan itu aku menjadi seorang pemain yang terlalu mencintai permainan bukan menjadi seorang pamain yang mengalahkan permainan itu. itu lah sejarah singkat yang bisa saya bagi untuk teman-teman. memang saya tidak menuliskan deskripsinya secara luas, karena saya sudah sangat malas untuk mengingat rasa pahit yang saya alami untuk menjawab pertanyaan itu.
namun kemarin saat sedang merenung entah dapat dari mana pemikiran itu. saya mendapatkan kesempatan belajar dari seorang pemenang, sang pengguasa dan sang wanita... kenyataan memang tidak mungkin di pungkiri, manusia tidak akan lepas dari 3 masalah harta, tahta, dan wanita. tentu manusia juga tidak akan luput dari kesalahan yang akan membuatnya jatuh kedalam pelukan cinta dari permainan hidup.
pelajaran ini berhubungan dengan pertanyaan teman ku ini.
dari sang pemenang saya mendapatkan hikmah, kegagalan harus dijadikan sebuah lecutan untuk masa depan.
dari sang penguasa saya mendapatkan bahwa kekuasaan atau tahta yang kita duduki itu rasanya sangat nikmat, sehingga enggan untuk meninggalkannya. sang penguasa tidak akan pernah puas dengan tahta yang didapatkannya.
dari sang wanita saya mendapatkan sebuak kebajikan, wanita bisa menyukai seorang laki-laki. dari sikapnya di hadapan kita. namun hal ini tidaklah absolute, seorang yang dapat meluluhkan hatinya lah yang akan dia pilih. bukan seorang yang pendiam dan menyudutkannya yang dia pilih.
inti dari persoalan ini adalah mereka bangga menjadi dirinya sendiri walaupun dengan kelemahannya. lalu apa hubungannya dengan pertanyaan temanku itu. apakah berhubungan? jelas hubungannya adalah mengapa saya harus menjadi dirinya dan bukan diri saya sendiri. kenapa saya harus bangga menjadi orang lain bukan menjadi diri saya sendiri. walau diri saya penuh kekurangan. ini lah estetika dari kehidupan pribadi manusia bukan menjadi orang lain bukan....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar